MagzNetwork

Dari Forum Sastra dan Budaya V, Yogyakarta 2008

Diposting oleh Fakultas Ilmu Budaya - Adab | 19.20 | | 0 komentar »

Forum Sastra dan Budaya V Fakultas Sastra dan Budaya Perguruan Tinggi se-Indonesia dilaksanakan di Yogyakarta dengan mengambil tempat di Wisma MM-UGM tanggal 28-29 Nopember 2008. Forum kali ini diikuti oleh 59 orang delegasi dengan 30 Fakultas Sastra dan Fakultas Ilmu Budaya yang terdiri dari Dekan-Dekan dan Pembantu Dekan masing-masing fakultas. Dari Fakultas Ilmu Budaya-Adab IAIN Imam Bonjol Padang dihadiri langsung oleh Dekan, Drs. Irhash A. Shamad, M. Hum. Tema yang diangkatkan dalam forum kali ini adalah ”Membangun Fakultas Sastra dan Budaya Berkelas Internasional” dengan keynote speaker : Prof. Bambang Soedibyo, Ph. D (Menteri Pendidikan Nasional).

Mengemuka dalam forum ini antara lain bahwa menjadi perguruan tinggi yang berkelas internasional bukanlah didasarkan pada pernyataan diri, akan tetapi pengakuan yang diberikan oleh pihak eksternal berdasarkan keunggulan (prominent graduates), research performance (out put/strategic capacity building), internationalization (publikasi akademik, konferensi, pertukaran kunjungan, pertukaran dosen, mahasiswa internasional, keterlibatan sebagai editor jurnal internasional, memimpin jejaring kerja yang berskala internasional), world reputation (world ranking dan international acknowledgement).

Sedangkan lembaga yang saat ini berperan dalam memberikan world ranking (ranking internasional) bagi perguruan-perguruan tinggi dunia antara lain :
a. THES (Time Higher Education Supplement) berdasarkan penilaian atas : peer review (40 %), employer review (10 %), student/teacher review (20 %), citation index (20 %), international teachers (5 %), dan international student (5 %).
b. Shanghai Jiaotong Academic Ranking of world university. Lembaga ini melakukan penilaian berdasarkan : alumni as Novel laureates (10 %), faculty as Novel laureates (20 %), highly-cited researchers (20 %), article in nature and science (20 %), article in SCI (20 %), dan size (10 %).
c. Webometrics Ranking of World University yang menilai berasarkan : web size (20 %), rich files (15 %), scholar (google) (15 %), dan visibility (link) (50 %).

Kriteria world class sama sekali tidak ditentukan oleh bahasa pengantar yang digunakan, sebagaimana yang diduga selama ini, akan tetapi oleh terpenuhinya standar penyelenggaraan akademik yang diukur berdasarkan standar terdahulu atau kemampuan perguruan tinggi untuk termasuk 500 besar di ranking internasional melalui THES, Jiaotong, atau Webometric. Untuk merekrut mahasiswa asing, PT dapat membuka BIPA (Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing) yang harus diikuti selama 6 bulan sebelum diterima sebagai mahasiswa.

Fakultas Ilmu Budaya/Fakultas Sastra seyogianya mengembangkan diri menjadi world class sejauh ada upaya untuk memenuhi berbagai kriteria yang disebutkan serta mengubah paradigma pembelajaran yang mengikuti perkembangan teknologi informasi yang tanpa meninggalkan akar-akar budaya, karena justru basis budaya lokal akan lebih menjadi uniqueness dan prominent graduate bagi fakultas ilmu budaya/sastra sendiri.

Perkembangan teknologi adalah masalah budaya, bahkan kerusakan lingkungan juga adalah masalah budaya, karena itu untuk mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak bisa dilepaskan dari kajian-kajian budaya. Untuk itu fakultas ilmu budaya/fakultas sastra harus dapat menangkap peluang pengembangan akademik yang berorientasi kepada perkembangan modern itu.
Fakultas Ilmu Budaya/ Fakultas Sastra harus dapat menunjukkan keunggulan kualitatif maupun kuantitatif output penelitian budaya untuk mengokohkan peran keilmuan budaya dalam pembangunan bangsa. Kementerian Ristek sejak tahun beberapa tahun belakangan telah mulai memberi perhatian pada penelitian bidang budaya dengan membentuk Deputi Bidang Budaya. Sejak waktu itu Kementrian Ristek mengalokasikan dana bagi penelitian bidang budaya yang meliputi antara lain meliputi :
a. Kajian aspek social dan kemasyarakatan dalam berbagai kebijakan public yang terpaut dengan bidang pangan, energi, transportasi, informasi dan komunikasi, pertahanan dan keamanan, serta kesehatan dan obat-obatan.
b. Memberkuat dimensi social dan kemanusiaan dari keenam bidang fokus itu, dan
c. Mempercepat difusi dan pemanfaatan iptek pada keenam bidang focus pembangunan iptek dengan memperhatikan keterkaitan antar bidang tersebut.
Untuk merebut peluang alokasi penelitian bidang budaya di kementrian Ristek inilah yang antara lain menjadi alasan pergantian nama beberapa fakultas sastra menjadi fakultas ilmu budaya.

Untuk pelaksanaan Forum Sastra dan Budaya VI pada tahun 2010 yang akan datang disepakati sebagai penyelenggara adalah Fakultas Sastra, Universitas Andalas Padang. Selain itu Forum juga menyepakati untuk menerbitkan jurnal internasional bidang sastra dan budaya yang diselenggarakan bersama dan didukung oleh 30 fakultas Sastra dan Budaya yang hadir pada forum V Yogyakarta ini. Nama jurnal dicadangkan : ”Humanities” dan akan lounching pada Forum Sastra dan Budaya VI Padang 2010 yang akan datang.

0 komentar

Posting Komentar